Sebagai daerah yang memiliki sejarah panjang dan luar biasa dalam dunia kopi, Kabupaten Tana Toraja sudah sepatutnya terus berbenah diri untuk meningkatkan daya saing dalam industri kopi. Salah satu langkah nyata yang menunjukkan upaya pembenahan ini adalah pelatihan pengolahan kopi yang saya, sebagai pemilik Batitong Coffee, serta pelaku UMKM lainnya, ikuti pada 5–7 Desember 2024 di Hotel Sahid. Kegiatan ini diinisiasi oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Tana Toraja.
Pelatihan semacam ini menjadi elemen penting untuk meningkatkan profesionalitas pelaku UMKM, yang merupakan kelompok mayoritas penggerak industri kopi Toraja di Tana Toraja. Dalam persaingan pasar bebas yang semakin ketat, profesionalisme bukan lagi pilihan, melainkan keharusan agar mampu bertahan. Lebih dari itu, pembinaan seperti ini menjadi upaya strategis untuk menjaga citra kopi Toraja sebagai salah satu kopi premium dunia. Jika pelaku usaha tidak berkomitmen pada pengolahan kopi yang berkualitas, sejarah panjang kopi Toraja berisiko menjadi catatan masa lalu yang hanya tinggal nama atau bahkan sekadar dimanfaatkan oleh pihak luar saja.
Materi pelatihan ini dirancang untuk menjawab kebutuhan utama para pelaku usaha. Mulai dari teknik memilih biji kopi berkualitas, strategi pemasaran melalui e-commerce, branding produk berbasis teknologi AI, penertiban administrasi bagi pelaku usaha, teknik roasting yang optimal, hingga tata cara penyajian kopi yang profesional. Seluruh rangkaian ini merupakan paket ilmu yang sangat relevan bagi pelaku UMKM kopi di Tana Toraja.
Namun, dengan durasi pelatihan yang hanya tiga hari, tentu waktu tersebut belum cukup untuk benar-benar menguasai seluruh kompleksitas proses pengolahan kopi. Oleh karena itu, saya dan tentunya para pelaku usaha lainnya, tentu berharap kegiatan serupa dapat terus dilanjutkan dan ditingkatkan sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan, Bapak Edward Sakka Allorerung, SE pada penutupan acara ini. Langkah ini sangat penting untuk memastikan pembinaan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan industri kopi yang terus berkembang.
Selain pembekalan materi, yang menurut saya menarik adalah, kegiatan ini juga memberikan ruang diskusi bagi pelaku usaha untuk menyampaikan berbagai realitas yang dihadapi di lapangan kepada Pemda Tana Toraja. Momen diskusi ini sangat berharga, terutama untuk menyampaikan aspirasi terkait perlunya pengendalian terhadap eksploitasi merek kopi Toraja oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, baik dari luar Toraja maupun dari oknum didalam Toraja. Diskusi ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga diharapkan mampu mendorong pemerintah daerah untuk menciptakan solusi konkret agar UMKM kopi di Tana Toraja dapat terus bertahan dan berkembang.
Sebagai penutup, saya, sebagai pemilik Batitong Coffee, ingin menyampaikan terima kasih banyak dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pemda Tana Toraja, khususnya Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan, atas terselenggaranya kegiatan ini. Pelatihan ini sangat membantu saya pribadi serta tentunya kepada rekan-rekan pelaku UMKM lainnya untuk naik kelas dan lebih profesional dalam menjalankan usaha.
Dengan terus memberikan perhatian khusus terhadap kopi, Pemda Tana Toraja turut menuliskan sejarah baru bagi kopi Toraja yang membanggakan. Karena, seperti ungkapan yang saya yakini: “Rasa tanpa cerita sulit menghasilkan cinta.”